02.00 pagi penghuni abdomen mengamuk
Menuntut hak-nya, menuntut jatah agar tenang menutup mata
belum selesai ku bertanya pada tabung kaca berirama
rakyat jelata menuntut hak-nya. bubur suka bumi dikepala
masih banyak postulat-postulat mandul bersemayam di kelenjar dalam tengkorak
masih banyak penyesalan yang belum terselesaikan
masih banyak lagi.
tapi rakyat makin lantang bersuara
memaksa baginda pergi perang
Kuda besi pun berang
02.00 pagi jalan sepi
hanya bohlam berlapis mika berdiri lunglai di jalan
belum habis panas si kelenjar otak, hujan datang, tanpa marah, tanpa amarah, dia hanya datang.
Basah,memang basah
tapi tidak gigil, tidak juga gemetar, hanya menarik nafas lebih panjang
pikiran masih berjalan mundur,rewind tak bisa forward
dahulu masih tersisa, karena dipatri dengan rimba berirama
dahulu yang hampir
sekarang yang luka
besok yang lupa
dan kemarin yang tak dipercaya
apakah yang cocok adalah menerima
menerima tanpa mengubahnya
apakah yang baik itu terpandang
dan yang jahat itu lemah argumen
tetap tidak bisa terima
karena ingat karena jejak dan masih otentik
didepan mata masih ada piguranya
tak bermakna dan tanpa suara
apakah egois itu menang sendiri
tapi waktu itu memenangkan orang lain
bukan egois tapi hanya hirau dan galau
gagal?cari tahu kenapa?tak ketemu jawabanya?
mungkin bukan jalannya.tapi itu filosofi pesimistik
aku tak mau.aku mau tahu jawabanya
Agar, bubur nikmat, dan rakyat gembira
agar nyaman dan tenang mengemutnya
pelan-pelan masuk kerongkongan
dilumat dengan peristaltik liar tak terpaksa
dahulu.gara-gara mu basah tubuhku.
02.00 - air hanya transit tidak mampir - "panas dalam"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar